SEJARAH
671
0
Desa Pilangsari merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka, mayoritas berusaha di bidang pertanian.Lahirnya Desa Pilangsari pada tanggal 15 Juni tahun 1762. Bagaimana asalnya Desa Pilangsari terwujud ?
Pada abad XVIII kira-kira tahun 1742, ada seorang jejaka yang asalnya dari daerah Kedongdong Cirebon yang bernama MAULANA SURANTAKA bertemu dengan BUYUT MERAT di daerah Blok Kubang Kawih, dimana akhirnya jejaka tersebut menjadi Pambantu Buyut Merat. Pekerjaan sehari-hari mereka adalah babak-babak (membuka lahan untuk pertanian). BUYUT MERAT melakukan babak-babaknya di Kubang Kawih, sedangkan MAULANA SURANTAKA melakukan babak-babak di Sebelah Timur Kubang Kawih (sekarang dinamakan Sawah Blok Pilang). Rumah kediaman BUYUT MERAT dan MAULANA SURANTAKA adalah kawasan hutan belantara Sebelah Barat Laut Blok Kubang Kawih yang dikenal dengan nama “LAESAN PURA”, Laesan artinya tempat mengikat kuda (Bahasa Sunda Tempat Nyangcang Kuda). Pura artinya hutan belantara. Konon ceritanya bahwa di tempat itu dulunya sering digunakan untuk mengikat kuda, karena saat itu belum ada desa.
Suatu ketika MAULANA SURANTAKA dan BUYUT MERAT melakukan SEBA BHAKTI ke Cirebon menemui MAULANA MATANG AJI, ayah MAULANA SURANTAKA. Mereka membawa jamur yang diperoleh dari Pohon Pilang yang tumbuh di sawah MAULANA SURANTAKA, yaitu Blok Sawah Pilang. Sesampainya di Cirebon, jamur tersebut dipersembahkan kepada MAULANA MATANG AJI, yang tentunya kemudian dimasak dan dimakannya. Ternyata jamur itu rasanya sangat enak sarinya, sehingga ketika MAULANA SURANTAKA dan BUYUT MERAT mau pulang , beliau memberi pesan kepada mereka berdua yang isinya bahwa tempat kediaman MAULANA SURANTAKA dan BUYUT MERAT (Laesan Pura) agar diberi nama PILANGSARI. Kata Pilangsari berasal dari kata “PILANG” dan “SARI”. Pilang adalah sejenis pohon yang batangnya berduri tempat tumbuhnya jamur, Sari artinya enak, ada sarinya.
Sepulang dari Cirebon, wilayah Laesan Pura diganti nama menjadi ‘PILANGSARI” oleh MAULANA SURANTAKA dan BUYUT MERAT. Nama Pilangsari itu bukan nama desa, tapi hanya nama wilayah. MAULANA SURANTAKA dikenal dengan nama BUYUT CALO alias BUYUT GEMPOL, sedangkan BUYUT MERAT dikenal juga BUYUT REBO.
Roda zaman terus bergulir, Pilangsari penduduknya kian bertambah, Datang dari berbagai daerah sehingga makin layak untuk di jadikan sebuah Desa. Akhirnya tahun 1842 Pilangsari menjadi sebuah Desa yang disebut DESA PILANGSARI, Kuwu pertama yang memimpin Desa Pilangsari adalah Bapak WASRA atau Bapak MURIA, beliau memerintah dari tahun 1842 sampai 1854.
Buyut Calo atau yang nama aslinya Maulana Surantaka yang semula menjadi pembantu Buyut Rebo atau Buyut Merat akhirnya menjadi menantunya, mengawini putri kesayangannya. Beberapa tahun kemudian tepatnya pada tahun 1892 Buyut Rebo atau Buyut Merat wafat dan di makamkan di Kubang Kawih, selanjutnya tidak lama kemudian istri Buyut Rebo pun meninggal dunia dan dimakamkan di samping makam Buyut Rebo. Ketika masa pemerintahan Kuwu Asmad di tahun 1937, kedua makam tersebut dipindahkan ke tengah Desa Pilangsari yang di lakukan oleh para sesepuh sebanyak 12 orang dipimpin oleh Kuwu Asmad.
Setelah Buyut Rebo meninggal, tinggallah Buyut Calo yang meneruskan perjuangan Buyut Rebo di Kubang Kawih. Bahtera rumah tangga Buyut Calo terus berjalan mulus, hingga akhirnya dikaruniai dua orang anak yaitu, Anak pertama seorang perempuan yang di kenal dengan nama NINI KENGKEN dan adiknya laki-laki bernama AKI DANGDANG yang selanjutnya Aki Dangdang nantinya punya anak bernama Buyut Naoe ( baca : BUYUT NAU ).
NAMA-NAMA KUWU/KEPALA DESA
SEBELUM DAN SESUDAH BERDIRINYA DESA PILANGSARI
No.
|
Nama Kepala Desa / Kuwu
|
Masa Jabatan
|
Keterangan
|
1.
|
Wasra / Muria
|
1842 – 1854
|
|
2.
|
Sardam
|
1854 – 1868
|
|
3.
|
Mastar
|
1868 – 1881
|
|
4.
|
Tahal
|
1881 – 1892
|
|
5.
|
Dulah Djajakria
|
1892 – 1908
|
|
6.
|
Dukat
|
1907 – 1919
|
|
7.
|
Dulgani
|
1919 – 1925
|
|
8.
|
Sawinem
|
1925 – 1933
|
|
9.
|
Takrim
|
1933 – 1936
|
|
10.
|
Asmad
|
1936 – 1945
|
|
11.
|
Tambra
|
1945 – 1955
|
|
12.
|
Ebed Marbad
|
1955 – 1960
|
|
13.
|
Tarmid
|
1960 – 1965
|
|
14.
|
Abdul Fatah
|
1965 – 1983
|
|
15.
|
Kustari
|
1984 – 1992
|
1. Tahun 1983 – 1984 Dijabat oleh Edi Karsidi, Sekretaris Desa
|
16.
|
Hasan Sugiana
|
1993 – 2001
|
2. Tahun 1992 – 1993 Dijabat oleh Udin Sobandi dari StaffKecamatan
|
17.
|
H. Turohman
|
2001 – 2011
|
18.
|
Supria
|
2011– 2017
|
19.
|
H. Didi Tarmadi
|
2017 – Sekarang
|
|