Aku - Chairil Anwar Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang 'kan merayu Tidak juga kau Tak perlu sedu sedan itu Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih perih Dan akan lebih tidak peduli Aku mau hidup seribu tahun lagi
Sajak Matahari - W.S. Rendra Matahari bangkit dari sanubariku Menyentuh permukaan samodra raya Matahari keluar dari mulutku Menjadi pelangi di cakrawala Wajahmu keluar dari jidatku Wahai kamu, wanita miskin! kakimu terbenam di dalam lumpur Kamu harapkan beras seperempat gantang Dan di tengah sawah tuan tanah menanammu! Satu juta lelaki gundul keluar dari hutan belantara tubuh mereka terbalut lumpur dan kepala mereka berkilatan memantulkan cahaya matahari Mata mereka menyala Tubuh mereka menjadi bara Dan mereka membakar dunia Matahari adalah cakra jingga Yang dilepas tangan Sang Krishna Ia menjadi rahmat dan kutukanmu Ya, umat manusia!
Taman Di Tengah Pulau Karang - Taufik Ismail Di tengah Manhattan menjelang musim gugur Dalam kepungan rimba baja, pucuknya dalam awan Engkau terlalu bersendiri dengan danau kecilmu Dan perlahan melepas hijau daunan Bebangku panjang dan hitam, lusuh dan retak Seorang lelaki tua duduk menyebar Remah roti. Sementara itu berkelepak Burung-burung merpati Di lingir Manhattan bergelegar pengorek karang Merpati pun kaget beterbangan Suara mekanik dan racun rimba baja Menjajarkan pohon-pohon duka Musim panas terengah melepas napas Pepohonan meratapinya dengan geletar ranting Orang tua itu berkemas dan tersaruk pergi Badai pun memutar daunan dalam kerucut Makin meninggi