Desa Pilangsari dikenal sebagai daerah agraris dengan lahan pertanian yang sebagian besar mengandalkan sistem irigasi tradisional. Selama beberapa tahun terakhir, saluran-saluran air mengalami penyumbatan akibat sedimentasi, sampah organik, dan pertumbuhan gulma. Akibatnya, distribusi air ke sawah menjadi tidak merata, menghambat pertumbuhan tanaman padi pada musim hujan.
“Jika saluran tidak terjaga, petani akan kehilangan peluang panen optimal,” kata Kasi Kesejahteraan (Ambang) Desa Pilangsari, Bapak Eman Sulaeman, dalam rapat persiapan normalisasi aliran air. “Kami ingin memastikan setiap petani mendapatkan pasokan air yang cukup, terutama menjelang musim tanam berikutnya.”
Dengan saluran air yang kini kembali berfungsi optimal, diperkirakan produksi pertanian di Desa Pilangsari akan meningkat hingga 15‑20 % pada musim tanam berikutnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan di tingkat kecamatan bahkan di tingkat kabupaten.
“Kami berharap program ini terus dilakukan agar kami bisa panen dengan hasil yang baik ,” tambah Bapak Sarya, petani padi di Desa Pilangsari. “Jika semua pihak pemerintah, petani, dan masyarakat bekerja sama, hasilnya akan sangat signifikan.”

Pemdes berencana melakukan monitoring rutin setiap tiga bulan untuk memastikan saluran tetap bersih dan berfungsi baik. Selain itu, akan diselenggarakan pelatihan teknik pemeliharaan kanal bagi petani, guna menumbuhkan kesadaran akan pentingnya perawatan berkelanjutan.
Sumber :
Admin WEB
Ambang Gugun